KPH Balangan Evakuasi Bekantan yang Ditemukan Warga

BANJARBARU, Satwa endemik Kalimantan Selatan kembali ditemukan oleh warga, pada Jumat (29/3) siang. Bekantan tersebut kemudian diserahkan ke Polsek Banjang  pada Minggu (31/3).
Dari penyerahan tersebut, Polsek Banjang lalu menghubungi KPH Balangan dan ditindaklanjuti oleh Polhut dan PEH KPH Balangan untuk memeriksa dan mengevakuasi bekantan. Pihak Polsek menghubungi petugas BKSDA Susilo untuk mengevakuasi bekantan tersebut.
BANJARBARU, Satwa endemik Kalimantan Selatan kembali ditemukan oleh warga, pada Jumat (29/3) siang. Bekantan tersebut kemudian diserahkan ke Polsek Banjang  pada Minggu (31/3).
Dari penyerahan tersebut, Polsek Banjang lalu menghubungi KPH Balangan dan ditindaklanjuti oleh Polhut dan PEH KPH Balangan untuk memeriksa dan mengevakuasi bekantan. Pihak Polsek menghubungi petugas BKSDA Susilo untuk mengevakuasi bekantan tersebut.
“Namun disarankan pihak BKSDA agar diobservasi oleh dokter hewan di Amuntai dan selanjutnya Senin akan dibawa ke Banjarbaru oleh tim BKSDA,” katanya. Selanjutnya proses evakuasi bekantan dari Polsek Banjang ke Amuntai kemudian dibawa ke drh. Dina untuk dilakukan observasi.

Sebelumnya Kapolres Hulu Sungai Utara (HSU) AKBP Agus Sudaryatno, melalui Kapolsek Babirik Ipda Momo Jon Rodok menyerahkan seekor bekantan kepada Kepala Resort Banua 6 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Suhendra Wijaya, Jum’at (24/8) pukul 21.00 Wita. Penyerahan dilakukan di Polsek Babirik Polres HSU.
Penyerahan satwa dilindungi ini berawal saat seorang warga bernama Sahrani Bin Gustaf (24) menemukan bekantan yang terkait jaring ringgi di Desa Murung Kupang, Kecamatan Babirik, HSU pukul 14.30 Wita. Penemuan ini langsung dilaporkan ke Polsek Babirik yang diterima petugas jaga Bhabinkamtibmas Brigadir Junaidi.
Tindakan cepat pun dilakukan yakni mengamankan bekantan dan dilanjutkan menghubungi Dinas Perlindungan Satwa/ BKSDA.
Terpisah Camat Babirik Hamdani mengatakan bekantan ditemukan di jaring yang digunakan oleh warga untuk melindungi lahan pertanian dari ayam yang dapat memakan padi mengingat padi sudah mulai menguning.
Lokasinya tak jauh dari rumah warga dan pusat Kecamatan Babirik, lahan pertanian memang berbatasan dengan hutan yang saat musim kemarau saat ini tidak digenangi air bahkan menjadi lahan kering. “Hutan di Babirik berbatasan langsung dengan hutan di Negara Kabupaten HSS, hutan memang cukup luas,” ungkapnya. (rico)

Komentar